Sabtu, 22 Februari 2025

Misteri kucing hitam

 Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Dika yang gemar merawat hewan. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur, ia menemukan seekor kucing hitam bertengger di depan rumahnya. Kucing itu basah kuyup dan menatapnya dengan mata kuning yang berkilau di tengah gelap.

Merasa iba, Dika membawa kucing itu masuk dan mengeringkan bulunya. Anehnya, saat dia memberikan makanan, kucing itu hanya menatapnya tanpa menyentuh apa pun.

"Kamu pasti lapar, makanlah," kata Dika.

Namun, kucing itu hanya duduk diam dan terus menatapnya. Merasa lelah, Dika akhirnya tertidur.

Saat tengah malam, ia terbangun karena mendengar suara aneh. Ruangan terasa lebih dingin, dan suara langkah kecil terdengar di lantai kayu. Saat ia membuka mata, ia melihat sesuatu yang membuatnya membeku.

Kucing hitam itu berdiri di tengah ruangan, namun bayangannya di dinding bukan bayangan kucing... melainkan bayangan seorang wanita berambut panjang!

Dika terkejut dan buru-buru menyalakan lampu, tapi begitu cahaya menerangi ruangan, kucing itu menghilang tanpa jejak.

Keesokan paginya, Dika bertanya kepada seorang tetua desa tentang kejadian semalam. Sang tetua hanya menghela napas dan berkata,

"Dahulu, ada seorang wanita yang hilang di hutan. Konon, arwahnya menjelma menjadi kucing hitam dan mencari seseorang yang bisa melihatnya…"

Sejak hari itu, setiap malam bulan purnama, Dika selalu merasa ada sepasang mata yang mengawasinya dari kegelapan…


Bayangan di Jendela

 




Bayangan di Jendela

Di sebuah desa kecil, ada rumah tua yang sudah lama kosong. Penduduk desa percaya bahwa rumah itu berhantu karena sering terdengar suara aneh di malam hari. Namun, seorang pemuda bernama Rian tidak percaya pada cerita-cerita itu.

Suatu malam, karena penasaran, ia memutuskan untuk menyelidikinya. Berbekal senter dan keberanian, ia masuk ke dalam rumah tersebut. Saat melangkah masuk, lantai kayu berderit di bawah kakinya, dan udara terasa lebih dingin dari biasanya.

"Hanya rumah tua biasa," gumamnya, mencoba meyakinkan diri sendiri.

Namun, ketika ia menyusuri lorong menuju ruang utama, sesuatu menarik perhatiannya. Di sudut ruangan, terdapat sebuah cermin besar yang berdebu. Saat ia membersihkan cermin itu, tiba-tiba ia melihat bayangan seseorang berdiri di belakangnya!

Rian menoleh cepat. Tidak ada siapa pun. Namun, saat ia kembali melihat ke cermin, bayangan itu masih ada, semakin mendekat.

Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya memburu. Dan tiba-tiba...

BAM! Pintu di belakangnya menutup sendiri dengan keras.

Suara bisikan mulai terdengar di sekelilingnya, semakin lama semakin jelas. "Keluar... sebelum terlambat..."

Tanpa pikir panjang, Rian berlari keluar rumah. Saat ia menoleh ke belakang, ia melihat sesuatu di jendela lantai atas. Sebuah wajah pucat, tersenyum menyeringai ke arahnya.

Sejak malam itu, Rian tidak pernah lagi meragukan cerita hantu di rumah tua tersebut.

Pemuda

 Pemuda di Hutan Larangan

Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Ia dikenal pemberani dan tidak mudah percaya pada mitos yang beredar. Salah satu kisah yang sering diceritakan di desanya adalah tentang Hutan Larangan, tempat yang konon dihuni oleh makhluk gaib.

Orang-orang desa selalu memperingatkan, "Jangan pernah masuk ke hutan itu! Siapa pun yang berani melanggar, tidak akan pernah kembali." Namun, Raka menganggap itu hanya cerita untuk menakuti anak-anak.

Suatu malam, karena penasaran, ia memutuskan masuk ke dalam hutan. Berbekal senter dan pisau kecil, ia melangkah masuk dengan percaya diri.

Namun, semakin dalam ia berjalan, suasana semakin aneh. Kabut tebal mulai turun, udara menjadi dingin, dan suara jangkrik mendadak menghilang.

"Aneh, kenapa tiba-tiba sunyi?" gumamnya.

Tiba-tiba, ia melihat cahaya biru berkelip di antara pepohonan. Dengan hati-hati, ia mengikuti cahaya itu dan menemukan sebuah batu besar dengan ukiran kuno. Saat ia menyentuhnya, tanah di sekitarnya bergetar, dan terdengar bisikan:

"Pergilah… sebelum terlambat…"

Jantung Raka berdegup kencang. Dari balik pepohonan, muncul sosok tinggi berjubah hitam dengan mata merah menyala. Sosok itu melangkah mendekat, membuat Raka ketakutan.

Tanpa pikir panjang, ia berlari secepat mungkin, tak peduli ranting dan akar yang menghalangi jalannya. Setelah berjuang melewati kabut tebal, akhirnya ia berhasil keluar dari hutan. Begitu ia melewati batas hutan, semua suara aneh menghilang.

Sejak saat itu, Raka tidak pernah lagi meremehkan kisah Hutan Larangan. Ia bersumpah takkan pernah kembali ke sana—karena ia tahu, ada sesuatu di dalamnya yang tidak ingin diganggu…




Hutan larangan

 Di pinggir sebuah desa kecil, terdapat hutan lebat yang disebut Hutan Larangan. Penduduk desa selalu memperingatkan anak-anak agar tidak masuk ke sana. Konon, siapa pun yang berani melanggar larangan itu akan hilang tanpa jejak.

Namun, lima sahabat—Andrean, Jaki, Haki, Ikhsan, dan Dedi—tidak percaya dengan cerita itu. Mereka merasa itu hanya mitos untuk menakut-nakuti. Suatu sore, mereka pun memutuskan untuk membuktikan kebenarannya dengan masuk ke dalam hutan.

Saat melangkah ke dalam, suasana tiba-tiba berubah. Udara menjadi lebih dingin, dan suara hewan malam terdengar sayup-sayup. Semakin dalam mereka berjalan, semakin tebal kabut yang menyelimuti.

"Aku merasa kita sedang diawasi," bisik Ikhsan.

Tiba-tiba, Jaki melihat cahaya biru berkedip-kedip di antara pepohonan. Dengan hati-hati, mereka mengikuti cahaya itu hingga menemukan sebuah batu besar dengan simbol kuno yang bersinar.

Saat Andrean menyentuhnya, terdengar suara gemuruh, dan tanah di sekitar mereka mulai bergetar! Dari dalam kegelapan, muncul sosok tinggi berjubah hitam dengan mata merah menyala.

"Kalian tidak seharusnya ada di sini," suara dalam itu bergema, membuat kelima sahabat itu gemetar ketakutan.

Tanpa pikir panjang, mereka berlari sekencang mungkin keluar dari hutan. Begitu melewati batas hutan, semua suara aneh menghilang, dan kabut perlahan lenyap.

Sejak hari itu, mereka tidak pernah lagi meragukan cerita Hutan Larangan. Dan mereka bersumpah, apa pun yang mereka lihat di sana akan tetap menjadi rahasia…


gunung merapi


Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, terletak di Pulau Jawa, antara provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dengan ketinggian sekitar 2.930 meter di atas permukaan laut, Merapi adalah gunung berapi yang sangat dikenal karena aktivitasnya yang cukup sering dan letusannya yang dapat mempengaruhi banyak orang.


Berikut beberapa fakta menarik tentang Gunung Merapi:


1. **Aktivitas Vulkanik**: Gunung Merapi terkenal dengan aktivitas vulkaniknya yang sangat aktif. Letusan-letusan besar sering terjadi, baik dalam bentuk letusan efusif (lontaran lava) maupun eksplosif (letusan gas dan abu).


2. **Letusan Terbesar**: Salah satu letusan terbesar dalam sejarah tercatat pada tahun 2010, yang menyebabkan lebih dari 300 orang tewas dan ribuan orang terpaksa mengungsi. Letusan ini sangat mempengaruhi daerah sekitarnya, dengan hujan abu yang melanda wilayah yang cukup luas.


3. **Kawasan Rawan Bencana**: Merapi terletak di wilayah yang rawan bencana. Pemerintah setempat memiliki sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi erupsi. Kawasan sekitar Merapi juga dipantau secara ketat oleh Badan Geologi Indonesia dan lembaga lainnya.


4. **Gunung yang Suci**: Merapi memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat adat di Yogyakarta dan sekitarnya. Mereka meyakini bahwa gunung ini merupakan tempat bersemayamnya roh leluhur dan tempat yang dihormati.


5. **Keindahan Alam**: Selain dikenal karena aktivitas vulkaniknya, Gunung Merapi juga menawarkan pemandangan alam yang indah, termasuk jalur pendakian yang populer di kalangan pendaki gunung. Pendakian ke puncak Merapi memberikan panorama luar biasa, meskipun harus dilakukan dengan kewaspadaan terhadap potensi erupsi.


Merapi menjadi simbol dari kekuatan alam yang sangat besar, namun juga merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitarnya. 

Pertualangan di bukit misterius

 Andrean, Jaki, Haki, Ikhsan, dan Dedi adalah lima sahabat yang selalu mencari petualangan seru di desa mereka. Suatu hari, mereka mendengar cerita dari seorang kakek tua di warung kopi tentang Bukit Misterius, tempat yang katanya menyimpan rahasia besar.

"Konon, di puncak bukit ada batu dengan simbol aneh. Tidak ada yang tahu apa artinya," kata sang kakek sambil menghisap rokoknya.

Penasaran, kelima sahabat itu memutuskan untuk pergi ke bukit keesokan harinya. Mereka membawa perbekalan dan berangkat pagi-pagi.

Saat mendaki, mereka menemui berbagai rintangan. Jalan setapak licin, ranting-ranting berduri, bahkan suara-suara aneh terdengar dari kejauhan.

"Kalian dengar itu?" tanya Ikhsan sambil melihat sekeliling.

"Mungkin hanya suara angin," jawab Haki, meski wajahnya tampak ragu.

Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya mencapai puncak. Benar saja, ada sebuah batu besar dengan simbol aneh di atasnya. Jaki yang penasaran langsung menyentuh batu itu. Seketika, tanah di bawah mereka bergetar!

"Astaga! Apa yang terjadi?" teriak Dedi.

Tiba-tiba, di depan mereka muncul sebuah pintu batu yang perlahan terbuka, memperlihatkan tangga menuju bawah tanah.

"Apakah kita masuk?" tanya Andrean dengan mata berbinar.

Mereka saling berpandangan. Meski takut, rasa penasaran lebih besar. Akhirnya, mereka melangkah masuk ke dalam lorong gelap itu, tanpa tahu petualangan macam apa yang menunggu di bawah sana…

Selasa, 11 Februari 2025

Andrean Saputra

 



Pada suatu hari di sekolah, Ada dan andre sedang duduk di bangku kelas mereka. Mereka tampak gelisah karena kelas mereka tidak terlihat rapi. Sampah berserakan di lantai, meja tertutup debu, dan papan tulis penuh dengan coretan.Kursus online terbaik


Kemudian, Miss Sarah, guru mereka yang baik hati, memasuki kelas dengan senyuman. Melihat keadaan kelas yang kotor, ia menghentikan pelajarannya sejenak.


“Anak-anak,” kata Miss Sarah dengan lembut, “Apa yang kalian rasakan ketika masuk ke dalam kelas ini?”


Dengan ragu, Ada menjawab, “Kami merasa tidak nyaman, Miss. Rasanya tidak enak.”


Andre menambahkan, “Ya, dan waktu belajar kami jadi terganggu oleh semua sampah dan debu ini.”


Mendengar tanggapan murid-muridnya, Miss Sarah dengan cemas berkata, “Anak-anak, kebersihan kelas adalah hal yang sangat penting. Bukan hanya untuk kenyamanan kalian, tetapi juga untuk kesehatan dan belajar yang efektif. Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?”Beli vitamin dan suplemen


Dengan semangat, Ada melemparkan sebuah ide, “Kami bisa membersihkan kelas kita sendiri, Miss! Setelah ini, kita bawa sapu dan alat pembersih, lalu bersihkan sampah dan debu di sekitar kelas kita.”


Andre pun setuju, “Iya, dengan melakukan ini setiap hari, kelas kita akan selalu bersih dan nyaman. Mungkin kita bisa membuat jadwal bergantian, agar tugas ini terbagi rata di antara kita.”


Miss Sarah tersenyum bangga mendengar solusi mereka, “Itu adalah ide yang brilian, anak-anak! Dengan membersihkan kelas kita sendiri, kita belajar tentang tanggung jawab dan menghargai kebersihan. Selain itu, kita juga menjaga kesehatan kita sendiri secara bersama-sama




Cita-cita pengusaha umumnya meliputi:




1. Membangun Bisnis Sendiri: Menciptakan usaha yang inovatif dan berkontribusi pada masyarakat.






2. Kemandirian Finansial: Mencapai kebebasan finansial melalui hasil kerja keras sendiri.






3. Inovasi: Mengembangkan produk atau layanan baru yang memenuhi kebutuhan pasar.






4. Memberdayakan Orang Lain: Menciptakan lapangan kerja dan membantu orang lain sukses.






5. Pemberdayaan Komunitas: Berkontribusi pada pengembangan masyarakat melalui

 tanggung jawab sosial.







Cita cita pengusaha

 

 Cita-cita pengusaha umumnya meliputi:


1. Membangun Bisnis Sendiri: Menciptakan usaha yang inovatif dan berkontribusi pada masyarakat.



2. Kemandirian Finansial: Mencapai kebebasan finansial melalui hasil kerja keras sendiri.



3. Inovasi: Mengembangkan produk atau layanan baru yang memenuhi kebutuhan pasar.



4. Memberdayakan Orang Lain: Menciptakan lapangan kerja dan membantu orang lain sukses.



5. Pemberdayaan Komunitas: Berkontribusi pada pengembangan masyarakat melalui tanggung jawab sosial.




HARAPAN DI UJUNG SENJA

 Harapan di Ujung Senja


Di sebuah desa kecil di kaki gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Hidupnya sederhana, sehari-hari ia membantu ibunya mengurus ladang kecil warisan almarhum ayahnya. Namun di balik senyumnya yang hangat, Arga menyimpan sebuah mimpi besar—ia ingin menjadi pelukis.


Setiap senja, saat warna langit berubah menjadi jingga keemasan, Arga akan duduk di tepi bukit, membawa buku gambar lusuh dan kotak cat air kecil. Ia melukis apa saja yang ada di hadapannya: gunung yang menjulang, pepohonan yang menari ditiup angin, dan rumah-rumah penduduk yang berbaris rapi. Namun, ia tahu, hidup tidak semudah sapuan kuas.


Suatu sore, ketika sedang melukis, seorang anak kecil bernama Nara mendekatinya. Gadis kecil itu membawa sebuah boneka yang terlihat usang. "Mas Arga, sedang apa?" tanyanya polos.


Arga tersenyum, "Melukis senja. Kamu suka menggambar, Nara?"


Gadis kecil itu mengangguk, matanya berbinar. "Aku suka, tapi aku nggak punya buku gambar."


Arga berpikir sejenak, lalu merobek beberapa lembar dari bukunya. Ia menyerahkan kertas itu dan beberapa pensil warnanya kepada Nara. "Ini untukmu. Mulailah menggambar apa yang kamu suka."


Wajah Nara berseri-seri. "Terima kasih, Mas Arga!" ia berseru sebelum berlari pulang.


Hari-hari berlalu. Nara sering datang ke bukit menemani Arga. Ia menunjukkan gambar-gambarnya yang semakin lama semakin baik. Arga senang melihat semangat gadis kecil itu, meskipun ia sendiri masih berjuang dengan mimpinya.


Hingga suatu hari, datang kabar dari kota. Sebuah kompetisi seni akan diadakan, dengan hadiah beasiswa untuk belajar seni rupa. Namun, untuk mengikuti kompetisi itu, peserta harus membayar biaya pendaftaran yang tidak murah bagi Arga.


Ibu Arga, yang mengetahui keinginan putranya, berkata, "Kita bisa menjual beberapa hasil panen untuk biaya pendaftaranmu."


Arga menggeleng. "Panen itu untuk kebutuhan kita, Bu. Aku nggak mau kita kekurangan."


Namun, tanpa sepengetahuan Arga, Nara dan beberapa warga desa mengumpulkan uang untuknya. Mereka percaya pada bakat Arga dan ingin melihatnya sukses.


Pada hari terakhir pendaftaran, Nara menyerahkan amplop berisi uang kepada Arga. "Ini dari semua orang, Mas. Mereka ingin Mas Arga ikut lomba."


Arga tertegun, matanya berkaca-kaca. Ia memeluk Nara. "Terima kasih. Aku akan berusaha sebaik mungkin."


Di kota, Arga melukis dengan seluruh jiwa dan raganya. Ia membuat sebuah karya berjudul Harapan di Ujung Senja, menggambarkan bukit tempat ia sering melukis bersama Nara, dengan warna-warna yang mencerminkan kehangatan dan harapan.


Beberapa minggu kemudian, Arga menerima kabar yang mengubah hidupnya. Ia memenangkan kompetisi itu. Desa kecilnya bersorak gembira. Kini, Arga berangkat ke kota untuk mengejar mimpinya, membawa harapan seluruh desa bersamanya.


Namun, setiap ia pulang, senja di bukit itu tetap menjadi tempat favoritnya, di mana segalanya dimulai—tempat ia belajar bahwa mimpi bisa terwujud jika dikejar dengan hati tulus dan didukung oleh cinta dari orang-orang terdekat. 




GUNUNG SELAMET GOIB

 


 Pos Samarantu di Gunung Slamet dipercaya sebagai pintu masuk ke dunia lain. Pos ini ditandai dengan dua pohon besar sejajar yang menyerupai pintu. Selain itu, puncak Gunung Slamet juga dipercaya sebagai tempat bersemayamnya makhluk gaib.

Warung misterius

 

 Saat aku dan keluargaku berkunjung ke rumah nenek yang ada si Ciamis Jawa Barat kebetulan hari itu kami berangkat dari Jakarta pukul 12.00 siang dan sampai di kabupaten Ciamis menjelang magrib karena sering berhenti di perjalanan.



30 menit lagi kami akan sampai di rumah nenek. Namun Ayah ingin pergi ke wc dan di kampung itu kami berhenti di sebuah warung remang-remang di pinggir jalan. Sang punya warung memiliki tatapan yang dingin. Kami ingin menumpang di wcnya dan ia hanya mengangguk.


Setelah Ayah membuang hajatnya aku dan ibuku membeli beberapa cemilan di warung itu seperti kue dan roti serta dua botol minuman. Setelah selesai lalu kami membayar dan mengambil uang kembalian.


Dan sampailah di rumah nenek. Karena sampai rumah nenek sudah larut malam jadi kami langsung tidur saja. Dan keesokan harinya aku bercerita kepada nenek yang ayah numpang ke wc di warung perempatan jalan menuju nenek.


Dengan terkejutnya nenek bahwa di sana tidak ada warung karena sudah terjadi kebakaran sebulan yang lalu dan penghuninya semua meninggal warung itu di rampok dan di bakar oleh malingnya.


Kami yang merasa tidak percaya membawa kresek kue dan roti yang kami beli dari sana. Dan ternyata semua makanan itu telah gosong uang kembalian pun sudah berubah. Dan kami mulai percaya dengan cerita nenek bahwa makhluk yang kami temui kemarin adalah mahluk halus.

kegiatan puasa

 Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib bagi umat Muslim yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Puasa ini merupakan salah satu dari lima rukun Is...